2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah mempermudah saya untuk menyusun isi dari penelitian yang saya
lakukan beberapa hari ini, dan alhamdulillah penelitian ini akhirnya bisa
selesai tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik. Adapun yang akan saya
bahas dalam penelitian ini adalah tentang cara penggunaan Variasi bahasa dan saya pun berusaha menyusun penelitian ini
semenarik mungkin, dan sekreatif mungkin agar mudah dibaca dan dipahami, untuk
mempermudah pemahaman, saya juga memberi sumber-sumber permasalahan. Akhir kata
saya mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penelitian saya ini.
Dan saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang
telah mendukung saya untuk menyelesaikan hasil penelitian ini.
Mudah-mudahan dengan
mempelajari hasil penelitian ini, para mahasiswa akan lebih mengetahui dan bisa
mengetahui serta memahami tentang variasi
didalam bahasa. Dan dengan harapan semoga mahasiswa mampu berinovasi dan
berkreasi dengan potensi yang dimiliki.
Pontianak
, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Hal
Kata
Pengantar.......................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................... 1
a . Latar Belakang....................................................................... 1
b. Fokus Penelitian...................................................................... 2
1. Masalah dan Batasan Masalah........................................ 2
c. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
d. Manfaat Penelitian.................................................................... 2
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................... 4
a. Hakikat Variasi Bahasa......................................................... 4
BAB III : PEMBAHASAN..................................................................... 7
a. Hasil Penelitian...................................................................... 7
BAB IV : PENUTUP.............................................................................. 10
a.
Simpulan............................................................................... 10
b.
Saran..................................................................................... 10
Daftar
Pustaka
BAB I
A.
LATAR
BELAKANG
Secara
umum sosiolinguistik membahas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai
anggota masyarakat.
Sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguistik, karena itu sosiolinguistik
mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat dan
linguistik adalah kajian bahasa. Hal ini mengaitkan
fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolingistik lazim
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa
serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di
dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana, 1978:94) dalam .
Nama
lain untuk sosiolinguistik ialah sosiologi bahasa. Istilah sosiologi bahasa
lebih menekankan aspek sosiologinya daripada aspek linguistiknya. Dilihat dari
aspek penekanannya, kedua istilah ini mungkin ada perbedaan. Sosiolinguistik,
cabang linguistik yang menghubungkan faktor bahasa dengan faktor sosial,
sedangkan sosiologi bahasa merupakan cabang sosiologi yang menghubungkannya
dengan faktor linguistik. Untuk lebih jelasnya perbedaan kedua istilah ini,
Alwasilah (1985:3) mengatakan, “sosiologi bahasa membidangi faktor-faktor
sosial dalam skala besar yang saling bertimbal-balik dengan bahasa dan
dialek-dialek. Sosiolinguistik lebih
berhubungan dengan perincianperincian (details
of language) dalam penggunaan yang sebenarnya yang oleh Hymes disebut the ethnography of speaking.”
Berdasarkan
pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik
atau sosiologi bahasa adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan
sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial di dalam suatu
masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa untuk
berkomunikasi atau timbal balik yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Hubungan ini tentunya akan memerlukan
sebuah bahasa dan bahasa itupun pastinya akan berbeda, 1pemakaian
bahasa oleh kelompok sosial menghasilkan variasi bahasa. Variasi bahasa menurut
David Crystal (1980:111) variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial
tertentu. Variasi bahasa sering dikelompokkan berdasarkan pembagian sosial
seperti kelas sosial, status pekerjaan, usia dan jenis kelamin. Wardhaugh
(1986:46) mengatakan, bahwa istilah dialek dapat digunakan untuk
mendeskripsikan perbedaan bahasa yang berhubungan dengan variasi kelompok
sosial atau kelas sosial.
Disini jelas terdapat masalah yang dapat menghambat
sebuah variasi bahasa yang dilakukan oleh masyarakat khususnya yang akan saya
teliti yaitu bahasa yang dilakukan oleh anak-anak SD disekitaran Kota
Pontianak.
Latar belakang penulis mengadakan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahasa yang dipakai oleh anak-anak
khususnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar di kehidupan sehari-harinya.
Selain itu penulis juga ingin mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi
variasi bahasa lisan anak-anak sekolah dasar, Penelitian ini dibuat dengan
tujuan mengetahui dialek bahasa dan variasi bahasa yang digunakan anak-anak
sekolah dasar
1. Dari segi apa saja yang dapat
dilihat dari variasi bahasa?
2. Berapa bahasa yang digunakan oleh
anak-anak sd?
1. Untuk mengetahui variasi bahasa
seperti apakah yang digunakan oleh anak-anak sekolah dasar pada khususnya.
Penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis bagi perkembangan
penelitian bahasa.
Manfaat
secara dari hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi
pengembangan penelitian bahasa. Menambah atau memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan di bidang Linguistik.
a. Bagi
peneliti, penelitian variasi
bahasa ini
akan memberikan penambahan wawasan dalam menyelesaikan masalah yang ada dan
sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.
b. Bagi
mahasiswa, yaitu Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia dalam meneliti
sosiolinguistik.
c. Bagi
dosen, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sosiolinguistik khususnya variasi dalam bahasa.
Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan
dengan kondisi kemayarakatan (sumarsono dan paina Partana. 2002:1) dalam fitria
anjar kusuma. Nababan (1986;2) dalam fitria anjar kusuma, menyatakan bahwa
linguistik adalah ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya
unsur-unsur bahasa (fonem, morfem, kata, dan kalimat) dan hubungan antara
unsur-unsur itu, termasuk hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu.
Raharjo (2001:74) dalam sri handayani markhamah, mengemukakan bahwa ragam bahasa merupakan
variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut pembicara,
tempat, pokok tuturan, dan situasi. Dalam penelitian ini variasi bahasa lisan
merupakan alat yang digunakan oleh anak-anak sekolah dasar terhadap guru, orang
yang lebih tua dari mereka atau penjual makanan atau minuman yang ada
dilingkungan mereka. Bahasa yang digunakan pun bervariasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah interaksi timbal balik antara anak-anak dengan orang
disekitarnya. Bahasa yang digunakan antara anak-anak sekolah dasar pun sangat
bervariasi terhadap lawan bicara mereka, tetapi bahasa yang mereka gunakan
kebanyakan bahasa tidak baku dan bersifat informal, bukan formal. Dalam situasi
informal mereka menggunakan bahasa santai, ringkas, dan kurang memperhatikan
struktur kalimat yang benar. Sebaliknya, dalam situasi formal anak-anak ini pun
menggunakan bahasa yang resmi, lengkap, dan terstruktur walaupun terkadang
mereka sering mengucapkan kata-kata yang bersifat tidak baku.
Perubahan bahasa dapat
terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa
kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan
sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak
lagi menggunakan bahasa lain. Dalam perkembangan masyarakat modern saat ini,
masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk
menggunakan bahasa asing. Hal tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan
bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Chaer (2004:62) dalam fidian rahman
mengatakan bahwa variasi bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan
penutur dan penggunanya. Berdasarkan penutur berarti, siapa yang menggunakan
bahasa itu, dimana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat,
apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakannya. Berdasatkan
penggunaannya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa
jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Variasi
Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan
oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan.
Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur
bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu
terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi
bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai
alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan
ini dapat saja diterima ataupun ditolak
Dalam interaksi antara anak-anak sekolah dasar diperlukan
bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang digunakan oleh anak-anak ini pun beragam
dari bahasa asli pontianak dan bahasa Indonesia dengan segala jenisnya. Bahasa
Indonesia yang digunakan bersifat bilingualis. Artinya, kebiasaan menggunakan
dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain atau menggunakan bahasa Indonesia
yang kemelayu-melayuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi bahasa tersebut.
Menurut Fishman (Chaer dan Leonie Agustina,1995:204) dalam sarita merilia,
faktor-faktor yang mempengaruhi variasi bahasa adalah lokasi, topik, dan
partisipan; seperti keluarga, tetangga, teman, transaksi pemerintahan,
pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
Dalam kosakata anak- anak sang ibu banyak mempengaruhi kata-
kata anak yang akan dipergunakan didalam
masyrakat dan disekolah. Namun, ragam tutur anak hanya bersifat sementara dan
akan ditinggalkan ketika anak- anak menjelang remaja. Kosakata anak-anak kecil
akan berkisar pada “ yang ada di sini dan yang sekarang (Sumarsono, 2013: 138)
di . Jika anak berusia 2-3 maka kosa
kata dan kalimat yang melingkupinya hanya berkaitan dengan ativitas yang
melingkupinya, yaitu makan tidur dan main. Berbeda dengan anak usia SD dan
remaja. Anak usia SD akan diajarkan ragam baku.
Kemungkinan besar anak- anak dipengaruhi oleh ragam non baku yang biasa
mereka pakai di rumah. Tetapi kemungkinan lain mereka akan melakukan penyusutan
dan penyederhanaan atas struktur ragam baku. Sedangkan tutur anak remaja
ditandai dengan “kreativitas”. Bahasa- bahasa mereka adalah bahasa rahasia yang
hanya berlaku bagi kelompok mereka.
Variasi bahasa dalam situasi yang tidak resmi biasanya
ditandai oleh keintiman dan di sini berlaku pula asal orang yang diajak bicara mengerti. Bahasa dalam situasi tidak
resmi misalnya bahasa yang dipakai oleh anak-anak yang bercengkrama pada saat
tidak ada guru atau jam istirahat. Tidak mungkin dalam situasi seperti itu
lahir kalimat “ Perkenankan saya untuk bertanya, mau main apakah kita hari ini
teman-teman?” tentu teman-temannya yang mendengar kalimat itu langsung terkejut
atau tertawa. Bahasa ini tentu terlalu tinggi, kita akan menggunakan bahasa
yang tidak baku atau bahasa yang santai.
Pada umumnya para
pelaku bicara akan mengalami beberapa hal yang berkaitan dengan berkomunikasi,
ketidakkonsisten pelaku dalam berkomunikasilah yang menyebabkan adanya variasi
didalam bahasa. Variasi bahasa dapat dilihat dari segi tempat, waku, situasi,
pemakai, dan statusnya.
Berdasarkan hasil
penelitian terhadap bahasa yang digunakan oleh anak-anak sekolah dasar, variasi
bahasa yang dihasilkan adalah bahasa yang bersifat nonformal atau tidak resmi.
Para siswa sedang bercanda dan bermain,
percakapan antara A B dan C.
B : pertame-tame
tangan, kedua kumor-kumor, tigee cuci muke
(sedikit panjang
nadanya).
C : salah( sedikit panjang karena menyalahkan pembicaraan
si B) tak
A : babang( si B) tu aa tak saah.
A adalah anak kecil
bernama riko, dan B adalah anak kecil bernama babang dan C adalah anak yang
bernama sandi. Ketiganya berkumpul untuk bercerita khususnya cerita mengenai
hal sholat atau wudhu. Ketiganya mendiskusikan tata cara untuk berwudhu, karena
satu diantara teman yang berdiskusi tersebut ada yang tidak tau tentang tata cara
berwudhu.
Adapun variasi yang
digunakan oleh mereka bertiga adalah variasi bahasa yang dapat dilihat dari
segi pemakai, tempat dan situasinya, dan menggunakan bahasa yang tidak formal
atau ragam bahasa yang santai. Karena bahasa yang mereka pakai adalah bahasa
yang tidak baku, jenis bahasa yang mereka pakai tidak formal, karena mereka
berbicara tidak di forum yang resmi, jadi ragam bahasa yang ada itu adalah
ragam bahasa yang santai.
Dengan menggunakan
billingualisme atau pemakaian 2 bahasa sekaligus, dapat dilihat dari kata “salah” adalah bahasa indonesia dan satu
diantara bahasa dari dialek pontianak adalah kata “gimane” yang artinya adalah “Bagaimana”.
Pada awalnya mereka
hanya bermain-main selagi waktu masih istirahat, tetapi ada temannya yang bertanya
“gimane care e sholat ( bagaimana
tata cara sholat)”. Jadi timbulah variasi bahasa yang bersifat santai hingga
akhirnya mereka pun bercanda di sela pertanyaan tersebut.
Para siswa sedang
istirahat, sebagian siswa ada yang tetap diam berada dikelas, ada yang bermain
diluar kelas dan ada juga yang kekantin untuk membeli makan. A adalah siswa B
adalah siswa dan C adalah pemilik kantin.
A :
Bu’de kerupok ni berape sebungkus e?
C :
oo kerupok itu , harge e 500 ratos
A :
oo,,beli 2 bungkos ye bu’de..naah.
B : bu’de bu’de nasi kuning tu berape?
C :
makan sini’ k? Makan sini’ 2000, kalau bungkus 2500
B :
makan sini’ yak bu’de.
C :
okee,,tunggu bentar yee bu’de buatkan.
A
adalah siswa sd yang bernama bandi, dan siswa B bernama surya, dan C adalah
bu’de yang menjaga kantin yang ada disekolah.Setelah bel istirahat berbunyi
maka bandi dan surya bergegas untuk pergi ke kantin untuk membeli makan, dan
ternyata bandi hanya membawa uang sebanyak Rp.2000 dan surya membawa uang
sebanyak Rp.5000. ketika mereka sampai dikantin bandi yang pertama untuk
membeli makanan yaitu berupa kerupuk yang harga nya Rp 500 dan bandi pun
membeli 2, di samping itu surya yang membawa uang banyak maka surya pun membeli
nasi kuning yang harga nya Rp.2500.
Dengan menggunakan billingualisme atau pemakaian 2 bahasa
sekaligus, dapat dilihat dari kata “makan”
adalah bahasa indonesia dan satu diantara bahasa dari dialek pontianak
adalah kata “berape” yang artinya
adalah “berapa”.
Dari hasil
penelitian variasi bahasa yang ada di lingkungan sd dapat disimpulkan bahwa
variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak sd ialah sebagai berikut :
1. Variasi
bahasa dialekn melayu kalimantan barat khususnya pontianak.
2. Variasi
bahasa ragam santai, variasi
bahasa Indonesia ragam santai disebabkan oleh adanya penutur yang
bilingualisme.
Bentuk-bentuk bagian
atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai
pola umum bahasa induksinya. Variasi bahasa di sebabkan oleh adanya
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat
beragam dan dikarenakan oleh para penuturannya yang tidak bersifat homogen.
Berdasarkan
penggunaannya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa
jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Karena hasil penelitian
ini menemukan anak-anak sd yang berbicara tidak menggunakan bahasa yang tidak
formal karena diluar dari situasi yang formal.
Hasil penelitian ini mendukung teori tentang penggunaan
variasi bahasa untuk komunikasi praktis harus dilihat unsur lain yang melekat
yaitu unsur makna, pesan atau isi yang ada pada isi percakapan tersebut.
Demikian
hasil penelitian ini saya buat semoga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
proses belajar mengajar khususnya tentang berbagai macam variasi bahasa. Dengan
berbagai tahap dan serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah membantu
saya dalam mengerjakan dan menyelesaikan hasil penelitian ini. Bila ada
kesalahan yang saya buat dengan tidak sengaja saya mohon maaf yang sebesar
besarnya dan tidak lupa pula saya membuka diri untuk menerima kritik yang
membangun sehingga penelitian yang saya buat ini mendekati pada kesempurnaan.
Kusuma, Fitria
Anjar. “Faktor Penyebab Variasi Bahasa
Lisan Pada Penghuni Kos Jl.ir. Sutami gg. Sidodadi 3 rt 5 rw 1 kecamatan Jebres.
Pateda, Mansoer . (1987). (Sosiolinguistik). Angkasa Bandung.
Gorontalo.
Samjar. “Variasi dan Ragam Bahasa”. 26 Oktober
2014. teorikux.blogspot.com/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.html
Sri Handayani Markhamah, Atiqa Sabardila. “Variasi
Bahasa Lisan Penjual Dan Pembeli
Di Pasar Gede Kota Surakarta” 4 November 2014. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.